Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang
Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia
melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat
ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya.
Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan
berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak
akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang
lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.
Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk
apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang
benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar
atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan
hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata
lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu
dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan.
Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian
sedangkan ia sebagian dari keimanan.
Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman
seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan
meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti.
Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya,
karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang
murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu
leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah
diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba
tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu
mudah menikmati wajah para muslimah?
Ukhti, kamu cantik sekali
Alangkah indah jika kecantikan fisik itu
dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki
keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat.
Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang
penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa,
yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang
sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.
Ukhti, kamu cantik sekali
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu
karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang
bukan muhrimmu.
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena
itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi
keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin,
cantik hati, karena itu lebih abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar