Sungguh dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar spontan di
dunia sesuai dengan masyi-atillah. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi telah menghitung
dan ternyata ada kurang lebih 40 balasan bagi pelaku sebuah kemaksiatan.
Ibnul Qayyim Al-Jauzi menuturkan, bahwa efek kemaksiatan
itu sebagaimana berikut:
- Tidak mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah nur
yang diberikan Allah ke suatu hati, sedangkan maksiat itu berfungsi mematikan
nyala nur tersebut. Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi'i muridnya:
Sungguh aku telah melihat Allah memberikan nur ke hatimu, maka jangan engkau
matikan dengan kemaksiatan.
- Kehilangan jatah rizkinya. Nabi bersabda:
"Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan rizkinya sebab dosa yang dilakukannya."
(HR. Ahmad dan Hakim dari Tsauban)
- Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan jiwa
terhadap Rabbnya. Dia akan kehilangan kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini
tidak bisa dinilai dengan kenikmatan duniawi. Jika semua kelezatan duniawi
disatukan tidak akan bisa mengobati kekeringan jiwa seseorang.
- Dia juga akan merasa buas dengan sesama, utamanya
dengan para pelaku kebaikan. Semakin kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia
dengan manusia baik.
- Semua perkaranya menjadi semakin susah. Maka dari
itu, ia akan selalu mendapati pintu tertutup dalam segala hal. (Kebalikannya, orang yang menjauhi dosa akan selalu
menemukan way out dari segala urusannya. Allah berfirman yang artinya: "
Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka Allah mejadikan segala urusanya
menjadi lebih mudah.")
- Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati. Ia
merasakannya seperti saat berjalan pada malam kelam. Pertama kali akan tampak
secara lahiriyah di matanya, lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya akan
diketahui oleh semua orang.
- Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati seseorang.
Maka dari itu, ia tidak memiliki keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo
saat kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya.
- Kehilangan ketaatan dan banyak pahala. Karena dengan
dosa tersebut, ia terhalang untuk melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah
amal ketaatan itu jauh lebih baik daripada dunia seisinya.
- Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan menghilangkan
keberkahannya. Karena amal kebajikan itu menambah umur seseorang maka
kemaksiatan (amal bejat) dapat mengurangi usia. Rahasianya, usia seseorang
adalah waktu hidupnya. Sedangkan hidup tidak berarti kecuali dengan berbakti
(beribadah) kepada Penciptanya, merasa nikmat dengan mencintai dan mengingatNya
serta lebih mendahulukan ridhaNya.
- Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa. Sebagian
ulama berkomentar: Termasuk balasan amal buruk (maksiat) adalah amal buruk
berikutnya. Sedangkan balasan amal baik (hasanat) ialah amalan baik
selanjutnya.
- Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya. Karena
maksiat itu akan menguatkan keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan
bertobat.
- Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang biasa. Lalu
lenyaplah rasa benci kepadanya dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi.
Pelakunya menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan pandangan masyarakat.
- Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di mata Tuhan
dan masyarakatnya. Allah berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang
dihinakan oleh Allah, maka tidak ada lagi yang memuliakannya." (QS.
Al-Hajj: 18)
- Kesialan akan menghantui pelakunya.
- Kemaksiatan mewariskan kehinaan. Karena kehormatan
dan kemuliaan itu berada pada naungan taat kepada Allah. Allah berfirman yang
artinya: " Siapa saja yang menginginkan kemuliaan, sesungguhnya seluruh
kemuliaan itu hanya milik Allah." (QS. Fathir: 10)
- Kemaksiatan merusak otak. Karena pikiran itu
memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah memadamkan nur tersebut. Jika
nur pikiran padam maka berkuranglah kebriliannya.
- Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan lengket di
hati pelakunya dan menjadikannya orang yang lalai. Sebagian ulama menafsirkan
ayat yang artinya: " ... " (QS. Al-Muthoffifin: 14) dengan: Dosa di
atas dosa.
- Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian laknat
Rasulullah . Maka sungguh amat merugi manusia yang didoakan buruk oleh orang
yang amat mustajab doanya.
- Dia juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa
baik dari Rasulullah dan para malaikat.
- Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor utama dalam
kerusakan bumi. Allah berfirman yang artinya: " Sungguh telah tampak jelas
kerusakan di daratan dan lautan sebab tingkah polah manusia (dengan dosanya)
agar merasakan akibat tindakannya tersebut dan mau kembali." (QS. Ar-Rum:
11)
- Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam hati.
Padahal ghirah itu merupakan energi dan penawar hati. Manusia termulai adalah
yang paling hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri sendiri , keluarga dan
seluruh umat.
- Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu. Malu
merupakan inti kehidupan hati seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika
hilang, maka ia kehilangan banyak hal. Nabi bersabda: "Rasa malu itu
adalah kebaikan seluruhnya." (HR. Muslim)
- Demikian pula dapat melemahkan rasa pengagungan
terhadap Allah dalam hati seseorang dan menghilangkan kewibawaanya di mata
manusia. Karena termasuk balasan dari meremehkan Allah adalah dicabutnya
kewibawaan di mata orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya ia tidak
memiliki harga di mata mereka.
- Kemaksiatan termasuk salah satu faktor dilupakan
Allah dan dibiarkan bergelimang dengan hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu,
kebinasaan dan kehancuran saja yang akan didapat. Allah berfirman yang artinya:
" Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah,
hendaknya seseorang itu melihat apa yang telah dipersembahkan untuk esok dan
sekali lagi bertakwalah kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu
mengenai apa saja yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti
orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah melupakan jiwa mereka. Mereka itu
adalah orang-orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 18-19)
- Dosa dan maksiat itu memperlemah jalan seseorang
menuju Allah dan akhirat dan bahkan menyebabkannya terputus.
- Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan
mendatangkan bencana. Karena termasuk balasan buruk bagi pelakunya adalah
menghilangkan kenikmatan yang datang dan memutus aliran nikmat yang akan
diterima. Oleh karenanya, seorang hamba selalu dalam kenikmatan selama tidak
melanggar dosa dan tidak mendapati malapetakan melainkan karena dosa pula.
Allah berfirman yang artinya: "... " (QS. Al-Anfal: 53) seorang
penyair bersenandung: Jika anda dalam kenikmatan maka peliharalah,karena kemaksiatan itu menghilangkan
kenikmatan-kenikmatan, Hapuslah kemaksiatan tersebut dengan menaati-Nya..,karena siksa dan ancaman-Nya amatlah cepat
- Sebab kemaksiatan, Allah menimpakan ketakutan dan
rasa kecut di hati pelakunya. Karena ketaatan itu adalah benteng Allah yang
agung, siapa saja yang memasukinya akan mendapati jaminan keamanan dari siksa
dunia dan akhirat. Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam
kondisi penuh ketakutan dan kehawatiran, sebab dihantui perasaan dosanya terus
menerus.
- Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang dari
komitmen dan konsisten kepada inhiraf (melenceng) dan sakit. Sungguh, pengaruh
hati itu amat besar seperti sakit atas badan seseorang. Bahkan dosa-dosa itu
pada hakikatnya adalah penyakit hati yang hanya bisa sembuh dengan
meninggalkannya.
- Kemaksiatan itu mematikan mata hati, meredupkan
cahayanya, menutup jalan ilmu dan menghalangi pintu hidayah.
- Kemaksiatan mengkerdilakan jiwa dan menjadikannya
hina dina. Sebaliknya amal taat mengembangkan jiwa, membersihkan dan
membesarkannya. Allah berfirman yang artinya: " Sungguh telah berbahagia
orang yang ..." (QS. As-Syams: 9-10)
- Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang di sisi
Allah dan di mata manusia. Karena orang termulia di sisi Allah adalah yang
paling bertaqwa, sedangkan yang paling dekat dengan-Nya ialah orang yang paling
taat kepada-Nya.
- Kemaksiatan merampas nama terpuji dan kemuliaan.
Maka ia kehilangan predikat mukmin, pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa.
Tapi mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dll.
- Kemaksiatan memutus tali hubungan seseorang dengan
Rabbnya. Jika hal itu terputus, maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya
menemui semua faktor keburukan.
- Kemaksiatan menghapuskan keberkahan-keberkahan, baik
keberkahan umur, rizki, ilmu, pekerjaan dan ketaatan. Secara keseluruhan
menghilangkan keberkahan agami dan duniawi.
- Kemaksiatan menjadikan pelakunya hina dina. Padahal
memiliki peluang menjadi lebih terhormat. Nabi bersabda: "Aku diutus
dihadapan hari Kiamat. Rzkiku berada di bawah tombakku dan ditimpakan orang
yang tidak menaatiku kehinaan dan kekerdilan." (HR. Ahmad dari Abdullah
bin Amr)
- Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih berani
kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih berani menimpakan penyakit,
kesesatan, waswas, kesedihan dan kesusahan. Demikian pula setan manusia dan
hewan lain.
- Kemaksiatan itu menghianati pelakunya dalam hal yang
amat diperlukannya. Baik itu dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu
yang remeh daripada yang lebih mulia.
- Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya terhadap
dirinya sendiri. Jika ia melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan
menghancurkannya. Allah berfirman yang artinya: " Dan janganlah
kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah lalu Allah lupa terhadap diri
mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang fasik." (Al-Hasyr: 19). Juga
dalam ayat: "Mereka lupa Allah, maka Allah lupa mereka." (At-Taubah:
67)
- Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para
penolongnya. Maka ia akan lebih dekat kepada setan.
- Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit di
dunia, kubur dan siksa pedih di akhirat. Allah berfirman yang artinya: "
Dan siapa saja yang berpaling dari mengingatKu, maka sungguh ia akan menemui
kehidupan susah." (Thoha: 124)
Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa. Orang yang
menggunakan akalnya akan merasa cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah
dengan salah satunya saja. Maka sungguh amat layak untuk seorang muslim untuk
segera bertobat secara benar. Allah berfirman yang artinya:
" Katakanlah, Wahai para hambaKu yang telah
menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun
dan Maha penyayang." (az-Zumar: 53)
Nabi bersabda: "Bahwasanya Allah membentangkan
kedua Tangannya pada malam hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di
siang hari. Dan membukanya pada siang hari untuk menerima tobat orang yang
berbuat dosa pada malam hari."
Jauhilah tobat yang bohong yang hanya dibibir saja,
sementara hatinya selalu ingin melakukan kemaksiatan. Jangan anda anggap remah
suatu kemaksiatan, karena sebab kemaksiatanlah bapak dan ibu kita dikeluarkan
dari Surga. Juga penyebab Iblis dikeluarkan dari lingkungan malaikat.
Demikian pula yang menyebabkan disiksanya kaum 'Ad, kaum
Tsamud dengan suatu teriakan, kaum Luth, kaum Nabi Syu'aib, Fir'aun dan
pengikutnya serta maksiat merupakan penyebab segala bencana yang menimpa
manusia.
Dan akhirnya, wa shallallaahu 'alaa Muhammadin wa 'alaa
aalihii wa shahbihii wa sallam...
Wallahua’lam bish Shawwab....
Semoga bermanfaat bagi yang membacanya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar